Jumat, 16 Maret 2012

Pengaruh laporan keuangan terhadap pemeriksaan laporan akuntan

Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)



(a) Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
(b) Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Maju mundur
Jl. Jendral sudirman No 123
Jakarta selatan


( c) Kami telah mengaudit neraca PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
(d) Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
(e) Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


(f) Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

(g) Tanggal, 13 Maret 2002







Contoh 2.1. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya pengungkapan yang tidak cukup.



Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Maju mundur
Jl. Jendral sudirman No 123
Jakarta selatan


Kami telah mengaudit neraca PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 2.2. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Maju mundur
Jl. Jendral sudirman No 123
Jakarta selatan


Kami telah mengaudit neraca PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI


(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar


Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Maju mundur
Jl. Jendral sudirman No 123
Jakarta selatan


Kami telah mengaudit neraca PT. MAJU MUNDUR per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, a t as dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI


(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Contoh 4. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang lingkup.



Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Maju mundur
Jl. Jendral sudirman No 123
Jakarta selatan


Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. MAJU MUNDUR tanggal 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.



Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI



(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 2002

Keterbatasan laporan keuangan

1.Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada
dasarnya merupakan laporan yang dibuat antara waktu
tertentu yang sifatnya sementara;
2. Laporan keuangan menunjukan angka yang
kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah;
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan
keuangan perusahaan;
4. Laporan keuangan bersifat sejarah (histories) yang
merupakan laporan kejadian-kejadian di masa lalu atau
yang telah lewat;
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk
memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai;
6. Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam
sikapnya menghadapi ketidakpastian;
7. Laporan keuangan lebih menekankan keadaan yang
sebenarya dilihat dari sudut ekonomi daripada
berpegang pada formilnya; dan
8. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah tekhnis,
sering terdapat istilah-istilah yang umum tetapi diberi
pengertian yang khusus.
Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.
Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat
beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka
dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai
beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu
(interm report) dan bukan merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan
berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva
itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar
nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai
dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan
uang, Laporan keuangan adalah akumulasi dari
kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan
uang.
5. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan
laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena
itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai
satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak
tertentu.
7. Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput
dari penggunaan taksiran – taksiran dan berbagai
pertimbangan.
Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang
material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam
menghadapi ketidakpastian. Bila terdapat beberapa
kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif
yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang
paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna
ekonomi suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk
hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah
teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang
dapat digunakan menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang
tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada
suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya
suatu window dressing.
16. Nilai beli rupiah makin lemah

Syarat-syarat laporan keuangan

B.Syarat –syarat laporan keuangan laporan yang baik harus memenuhi kriterua sebagai berikut :

1. Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
2. Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para pemakainya.
3. Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
4. Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
5. Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya .
6. Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
7. Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

Tehnik analisa laporan keuangan

Teknik-teknik analisa laporan keuangan ditujukan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga yang lazim dipakai:
a. Analisis Horizontal (Horisontal analysis)
Analisa horizontal (Horisontal analysis), yang disebut juga analisis tren (Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis horizontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif. Dibutuhkan dua langkah dalam analisis horizontal.
1. Menghitung jumlah rupiah perubahan dari periode dasar ke periode akhir.
2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.
Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam persentase atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.
b. Analisis Vertikal (Vertical Analysis)
Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk perbandingan laporan keuangan dari berbagai periode, trend atau perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah untuk diidentifikasi. Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase aja disebut laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu persentase dari neraca atau suatu persentase dari jumlah kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu persentase dari angka penjualan bersih.
c. Analisis Rasio (Ratio analysis)
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu terhadap jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (Henry Simamora, 2000:522).

laporan keuangan yang di perbandingkan

Laporan keuangan yang di perbandingkan
Tujuan laporan keuangan menurut Harahap (1999: 195-197) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peringkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan, b. Dapat meproyeksi keuangan perusahaan, c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : 1) Posisi keuangan (Asset, Neraca, dan Modal), 2) Hasil usaha perusahaan (hasil dan Biaya), 3) Likuiditas, 4) Solvabilitas, 5) Aktivitas, 6) Rentabilitas dan Profitabilitas, dan 7) Indikator Pasar Modal, d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu, dan e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) dalam Harahap (1999: 197) adalah sebagai berikut :
1. Screening, analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forcasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masakah yang terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.
4. Evaluation, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
B. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Prosedur analisis laporan keuangan menurut Abdullah (2001: 34-35) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Review data laporan keuangan: aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat/jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang berlaku. Tujuan dilakukannya review data laporan keuangan adalah untuk menyakinkan pada penganalisa bahwa laporan keuangan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable).
2. Menghitung, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, meliputi metode perbandingan, persentase perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain.
3. Membandingkan / mengukur, langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sehat atau tidak sehat.
4. Menginterpretasikan. Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil perbandingan/pengukuran dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang dihadapi perusahaan dalam pengelolaan keuangan.
5. Solusi, dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan maka akan ditempuh solusi yang tepat.
Secara skematis prosedur analisis laporan keuangan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Sedangkan menurut Darminto dan Aji Suryo (2000: 41-42) :
1. Memahami latar belakang dan data keuangan perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan perusahaan.
4. Menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Metode Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis Vertikal: apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja,yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut,sehingga hanya dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
2. Analisis Horizontal: analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
Teknik Analisis Laporan Keuangan
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan: metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode aatu lebih.
2. Trend atau tendesi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase: suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement: satu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja: suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas: suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu.
6. Analisa ratio: suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.
7. Analisa Perubahan Laba Kotor: suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
8. Analisa Break Even: suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan tersebur tidak menderita kerugian,tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Teknik perbandingan dilakukan dengan membandingkan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya.
Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:
1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal).
2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar Industri yang berlaku (Industrial Norm).
4. Perbandingan dengan Budget (anggaran).
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalamsuatu perusahaan.
Hasil perbandingan tersebut menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya dalam bentuk:
1. Rupiah atau unit.
2. Kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit.
3. Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
4. Angka perbandingan atau ratio.
5. Dinyatakan dalam presentase dari total atau dari penjualan.
Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
3. Periode laporan yang bandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya.
Contoh 1: Neraca Perbandingan dengan tahun lalu.

Sedangkan untuk menganalisa laporan keuangan untuk sederatan tahun terdapat dua dasar perbandingan yang dapat digunakan:
1. Perbandingan dapat dibuat dengan menggunakan data pada tahun pertama sebagai dasar pembandingan. Sebagai illustrasi lihat contoh form 2.
2. Perbandingan dapat dibuat dengan menggunakan data satu tahun di muka sebagai dasar perbandingan. Sebagai illustrasi lihat contoh form 3.
Contoh form 2:

Contoh form 3:

Sebagai penjelasan tambahan : ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisi kolom kenaikan (penurunan *):
1. Jika tahun dasar menunjukkan jumlah negatif, perubahan relatif (dalam %) tidak diperlihatkan (tidak dihitung).
2. Suatu rekening yang mempunyai nilai pada tahun dasar dan kosong (nol) pada periode berikutnya, penurunan diperhitungkan 100%.
3. Angka persen tidak diberikan untuk rekening yang menunjukkan angka nol pada tahun dasar.
Sebagai illustrasi lihat contoh form 4 berikut ini:

Di samping itu, analisis perbandingan dapat diperluas dengan menunjukkan jumlah kumulatif dan angka rata-rata tahunan.
1. Apakah data yang ada menyimpang dari angka rata-rata tahunan tersebut.
2. Apabila terjadi penyimpangan, kemudian dapat dicari faktor-faktor penyebabnya, dan
3. Dapat disimpulkan apakah penyimpangan tersebut menguntungkan atau merugikan.
Sebagai illustrasi lihat contoh form 5 berikut ini:

Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
• Neraca
• Laporan laba rugi
• Laporan perubahan ekuitas
• Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
• Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Tujuan laporan keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.